Optimalisasi Perpustakaan Sebagai Alternatif Siswa Belajar Mandiri

Perkembangan teknologi dan informasi yang begitu cepat mengakibatkan dampak yang luar biasa terhadap keadaan siswa saat ini. Dalam hal pembelajaran siswa sekarang boleh di bilang sudah lebih pandai dari gurunya dalam hal pemanfaatan TI tersebut. 

Optimalisasi Perpustakaan Sebagai Alternatif Siswa Belajar Mandiri


Namun demikian sebenarnya ada sebuah solusi yang dapat di tawarkanagar siswa dan guru dapat saling ber interaksi dan bersama - sama memanfaatkan TI tersebut sebagai media pembelajaran yang sangat menyenangkan. Guru sebagai pendidik memang di tuntut aktif dalam ber inovasi dan memodifikasi cara pembelajaran sehingga siswa tidak bosan. Selain itu guru juga akan dapat mengembangkan kemampuan lebih dengan sendirinya. Demikian juga dengan siswa akan mulai terbiasa dan pada akhirnya akan terjalin sebuah kemampuan literasi yang tinggi. Kemampuan literasi diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mencari, menelusur, menemukan dan menggunakan informasi tersebut untuk memecahkan masalah, dan mengatasi kesulitan yang dihadapi dalam belajar (konteks belajar).

Baca juga artikel tentang pendidikan, perpustakaan, dan iptek di : Heri Sujadi's Blog

Lebih jauh kemampuan literasi akan berkembang dengan sendirinya pada bidang yang lain sesuai dengan kebutuhan yang di kehendaki. Perpustakaan sekolah merupakan satu - satunya tempat yang sangat mungkin untuk dapat di manfaatkan dalam mengembangkan minat kemandirian dalam melatih kemanpuan literasi mereka. Dimulai dengan ketika siswa dihadapkan pada sebuah soal kecil dan di berikan tugas ke perpustakaan, dengan petunjuk yang di sediakan perpustakaan akan sangat mungkin siswa dengan mudah menemukan jawaban melalui sumber informasi yang tersedia. Namun demikian kontrol dan evaluasi secara simultan merupakan syarat agar siswa tetap dalam jalur yang sesuai keinginan guru.Demikian jiuka secara terus menerus dan aktif di latih tidak tertutup kemungkinan siswa akan terlatih dengan cara belajar mandiri yang tentu dalam hal ini mandiri bukan berarti lepas tanpa guru. Guru tetap berperan sebagai pembimbing yang utama. Karena tidak mungkin setiap bidang study dapat di pandu oleh satu guru yang sama. 

Selain kemampuan guru dan siswa yang tidak kalabh penting dalam memajuakan proses belajar mandiri adalah sarana dan prasarana yang tentu sngat mendukung kesemuanya itu. Program yang jelas membutuhkan dukungan fasilitas yang jelas pula. Dan dalam hal ini peran pucuk pimpinan berperan. Menurut pengalamanyang sudah - sudah, perpustakaan hanya mendapatkan alokasi baik dana, waktu maupun perhatian yang sangat minim dari seluruh warga sekolah, oleh karena itu tidak heran kalau kemampuan belajar mandiri jika di ukur secara kualitas memang masih sangat kurang bahkan di bawah dari standar program yang di jalankan. 

Pemanfaatan perpustakaan secara optimal membutuhklan setidaknya 3 hal yaitu : SDM yang peduli bukan hanya mampu dan dengan rela hati mau mendarmakan pengetahuannya untuk pendidikan, Kebijakan menajemen tingkat atas dalam mendukung program perpustakaan, dan yang terakhir peran aktif guru dan siswa dalam berupaya mengembangkan kemampuan literasinya baik itu dalam pemanfaatan media cetak maupun media elektronik atau digital.



Pengirim : Heri Sujadi, S. I. Pust

Subscribe to receive free email updates: